SEPERCIK ILMU
Sebuah catatan
kecil tentang ilmu, dakwah, jihad, jamaah, keadilan, kesejahteraan, tegaknya
hukum, mulkiyah, rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat,Marifah, Thaghut, Negara
Islam, Tauhid, demokrasi, hukum islam, doa, shalat
AL QUR'AN
HADIST
DAKWAH, TARBIYAH
DAN BINAYAH
Allah berfirman
dalam QS. Al Jum’ah : 2
“Dia-lah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata,(QS. 62 : 2)
Inilah marhalah
dakwah yang ditetapkan oleh Allah dan dipraktekkan oleh Rasulullah dengan
melalui tahapan : tilawah atau dakwah, tarbiyah atau tazkiyah, dan taklim atau
binayah
I. Dakwah
A. Pengertian
Dakwah
Dakwah berasal dari
kata ( ) yang berarti mengajak atau menyeru. Baik mengajak kepada kejahatan
maupun kepada kebaikan.
Adapun secara
syar’i berarti mengajak atau menyeru orang untuk memahami atau melaksanakan
hukum-hukum Allah (Rububiyah), didalam kerajaan Allah (Mulkiyah) sebagai wujud
pengabdian kepada Allah (Uluhiyah). Sebagaimana firman Allah berikut ini :
“Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. 16:25)
“ Allah menyeru
(manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus (Islam).(QS. 10:25)
“Katakanlah:
"Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. 12 : 108)
B. Tujuan Dakwah
1. Untuk
Memenangkan Islam
“Dia-lah yang
mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dia memenangkannya
di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
(QS. 61:9)
Islam itu tinggi
dan tidak ada yang lebih tinggi darinya (HR. Muslim)
Jadi
disyareatkannya dakwah yang pokok adalah agar islam menang, unggul, diatas
semua agama yang ada, sebab Islam merupakan ajaran yang paling tinggi
Sedangkan
kemenangan Islam menurut sunnatullah dalam Al Qur’an akan diraih oleh Muslim
yang berkualitas shobirin, oleh karena itu dalam dakwah hendaklah mengarah
kepada terwujudnya muslim yang berkualitas shobirin, sebagaimana dinyatakan dalam
ayat berikut :
“Hai nabi,
Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang
yang sabar
diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan
jika ada seratus
orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan
seribu dari pada
orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak
mengerti[623].Sekarang
Allah Telah meringankan kepadamu dan dia Telah mengetahui
bahwa padamu ada
kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar,
niscaya mereka akan
dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada
seribu orang (yang
sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin
Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8:65-66)
2. Merupakan hujjah
dihadapan Allah
“Dan (Ingatlah)
ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum
yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?" mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa.(QS. 7 : 164)
“(mereka kami utus)
selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya
tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.
dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 4 : 165)
C. Target Dakwah
Target dakwah
adalah obyek dakwah berhasil mengkafiri thagut dalam segala bentuk
manifestasinya serta beriman kepada Allah dengan segala konsekuensinya. (yakfur
biththoghut wa yu’mim billah)
“Sesungguhnya Telah
ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah,
kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali
perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan
ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan)
Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada
Engkaulah kami kembali."(QS. 60 : 4)
D. Obyek Dakwah
“Dan kami tidak
mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
Mengetahui.(QS. 34:28)
“Dan Ya'qub
berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah Aku bertawakkal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri".(QS. 12 :67)
Untuk melaksanakan
dakwah kita harus masuk kesemua lini kehidupan, tidak terpaku pada suatu tempat
saja.
1. Pada keluarga
“Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. 66:6)
“Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,(QS. 26:214)
2. Dimasyarakat.
“Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. 3:110)
3. Diseluruh
bangsa-bangsa
“Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
E. Materi Dakwah
“percakapilah
manusia sesuai dengan kadar pemikirannya”
1. Muslim
Tradisional
“Apabila dikatakan
kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti
Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka itu akan mengikuti
nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa
dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.(QS. Al Maidah : 104)
Orang-orang muslim
tradisional mengikuti tetua (ustadz, guru, kiayi, dan lain-lain) mereka tanpa
dasar ilmu (pemahaman) yang benar kepada ajaran agamanya. Oleh karena itu kita
harus memberikan pemahaman benar tentang amalan-amalan yang senantiasa mereka
kerjakan. Jangan menjelek-jelekkan kebiasaan mereka, justru harus mengangkat
nilai-nilai dibalik kebiasaan mereka itu.
Contoh kebiasaan
membaca tahlil. Maka materi bahasanya adalah bagaimana memahami kalimat Laa
Ilaha Illallah. Sebagaimana diperintahkan Al Qur’an:
“Maka Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain “(QS. 47:19)
Orang yang rajin
sholat harus dipahamkan bagaimana esensi sholat itu, dari thaharah sampai
salam. Orang yang rajin membaca Al Qur’an maka harus dipahamkan tentang fungsi
Al Qur’an dalam kehidupan ini. Orang yang rajin membaca surat Al Kahfi setiap
malam Jum’at agas terhindar dari fitnah Dajjal, harus dipahamkan bagaiamana
membaca yang dikehendaki agar terhindar itu.
2. Kyai atau ustadz
Pada dasarnya obyek
ini telah memahami betul keislaman, baik melalui kitab kuning maupun
kitab-kitab modern. Namun mereka kesulitan ketika melaksanakan hukum islam,
karena hidup disuatu tempat atau negara yang tidak menerapkan hukum syareat
islam. Untuk itu harus dijelaskan bahwa kalau ingin melaksanakan hukum Allah
didalam negara non islam sampai kapanpun tidak akan pernah terlaksana. Maka
menghadapi orang seperti ini materinya sampaikan melalui kitab-kitab lagi,
dengan tidak melaksanakan tanya jawab. Sehingga ia bertanya dimana adanya
negara islam?
3. Orang sekuler
Kemudian kamu (Bani
Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada
kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan
membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai
tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang
bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah
dari apa yang kamu perbuat. (QS. 2:85)
Orang sekuler
adalah orang yang memisahkan agama dengan politik. Islam sebagi agama, yes. Dan
islam sebagai politik, no ! Menghadapi orang yang demikian itu harus
diterangkan pengertian dien, bahwa dien adalah sisitem hidup. Adaoun dienul
islam adalah sistem hidup yang lengkap dan sempurna yang meliputi seluruh
seginya, baik bidang ubudiyah maupun bidang muamalah, ibadah, dan juga politik
(QS. 5:3) dan setiap muslim wajib masuk /menerimanya dengan kaffah (QS.2:208).
Terima islam seluruhnya atau tolak islam seluruhnya. (QS. 17:117 dan 18:29)
4. Musyrikin modern
Dengan kembali bertaubat
kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta Dirikanlah shalat dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,Yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan.
tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS.
30 : 31-32)
Orang musyrik
modern adalah orang yang memuja konsep UUD, hukum, isme yang bersumber dari
ra’yu. Kelompak ini biasanya tidak memahami arti jahiliyah yang secara benar,
sehingga seperti dikatakan Umar bin Khattab “Tidak akan paham islam orang yang
tidak paham jahiliyah”. Mereka harus dipahamkan akan jahiliyah dan
berhala-berhala bahwa berhala itu hanya isme-isme (faham-faham, ajaran) yang
dibuat-buat oleh mereka dan bapak-bapak mereka. (QS. 12 : 40 )
5. Orang yang
pesimis tentang hari kebangkitan
Hai manusia, jika
kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah)
Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani,
Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami
tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah
diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. 22 : 5)
Kelompok ini
biasanya mengetahui kebenaran nilai-nilai islam, namun bila diajak untuk
menegakkan (memperjuangkannya) mereka menolak dan mengatakan, “Apakah
mungkin?”. Kelompok seperti ini hendaknya diberi pemahaman bertahap dengan
tamsil-tamsil.
6. bagi pemuda.
Hai Yahya,
ambillah[899] Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami berikan
kepadanya hikmah[900] selagi ia masih kanak-kanak,(QS. 19 : 12)
7.Bagi gerakan yang
tidak sesuai sunnah.
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil
jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (QS. 4 : 150)
Para pelaku harokah
biasanya memiliki idealis yang sangat besar tetapi mereka tidak mengikuti
manhaj (sunnah) rasul. Pada kelompok ini harus dipahamkan bahwa islam itu
adalah “ syir’atan wa minhajan” (syareat yang dilengkapi dengan metode
pelaksanaannya (QS. 5 : 48), dan tidak dapat dipisahkan (QS. 4 :150). Manhaj
islam untuk memenangkan adalah mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW (QS. 33:21).
Oleh karena itu kelompok ini harus diterangkan tentang metode sunnah
(pembahasan shirah).
8. Orang yang pobhi
terhadap suatu perkara.
Orang ini takut
kepada islam karena ketidaktahuannya kepada islam. Menghadapi orang seperti ini
jangan sekali-kali mengaitkannya kepada hal-hal yang dibencinya. Tetapi berilah
pemahaman islam secara benar sehingga nanti ia akan membenci siapa/apa yang
harus dibenci dan menyukai siapa/apa yang harus disukai. Ali bin Abi Thalib
mengatakan, “ Janganlah mengenal kebenaran karena seorang tokoh. Kenalilah
kebenaran itu terlebih dahulu, niscaya akan kau kenal siapa ahlinya.
F. Rincian Acuan
Materi Dakwah
Beberapa materi
dakwah yang harus dipahami antara lain :
1. Ma’rifatul insan
2. Ma’rifatul
Thoghut
3. Ma’rifatul Allah
4. Ma’rifatul
Qur’an
5. Ma’rifatul Rasul
6. Ma’rifatul Dien
7. Ma’rifatul
Syahadatain
8. Ma’rifatul
Hijrah
II. Tarbiyah
A. Pengertian
Tarbiyah
Tarbiyah berasal
dari kata ( ) yang berarti mendidik atau membina. Bila kita ambil dari
pengertian tazkiyah maka berarti “thuhroh” membersihkan dan mensucikan, serta
“nama” yang berarti tumbuh dan berkembang.
Yang dimaksud
membersihkan adalah membersihkan jiwa-jiwa dan harta setiap mukmin.
Membersihkan jiwa setiap mukmin dari pola pikir dan aqidah syirik yang
merupakan virus keimanan kepada Allah. Sedangkan membersihkan harta adalah
menunaikan hak-hak harta yang telah Allah tetapkan atas orang-orang yang
beriman. Kewajiban ini biasa disebut istilah zakat. Dengan ditunaikannya
tazkiyah harta ini, harta yang menjadi pondasi kehidupan seorang mukmin menjadi
bersih.
Tazkiyah dengan
membersihkan jiwa dapat kita lihat dalam ayat dibawah ini :
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya.(QS. 91:9-10)
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), (QS. 87:14)
“Dan pakaianmu
bersihkanlah, Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,(QS. 74:4-5)
Sedangkan tazkiyah
dalam arti membersihkan harta dapat kita lihat dalam ayat berikut ini
“Ambillah zakat
dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan
mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.(QS. 9 b: 103)
Tentang pentingnya
tazkiyah harta dalam sebuah hadist dinyatakan :
“Bila sedekah
(zakat yang belum ditunaikan) bercampur dengan harta yang lainnya, maka ia akan
merusak harta itu”
Kita dapat
mengambil pengertian, tarbiyah adalah pekerjaan membina atau mendidik seseorang
agar potensi dirinya dapat tumbuh dan berkembang sehingga sesuai sanggup
menjadi khilifah pengemban amanah Allah dimuka bumi.
Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dalam tarbiyah ini, pertama-tama harus mengikis habis
aqidah syirik dari setiap mukmin (obyek dakwah), sehingga benar-benar suci
bersih. Kemudian barulah dibina dengan benar, sehingga potensi insaniyyahnya
tumbuh berkembang sampai siap dan sanggup untuk memikul amanah Allah
B. Target Tarbiyah
"Sesungguhnya
Allah Telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa”(QS. 2:247)
Allah SWT telah
berjanji bahwa Ia akan mneganugerahkan kekuasaan dimuka bumi kepada orang-orang
“mustadh’afin” (orang-orang yang lemah dan tertindas). Sebagaiman firman Allah
berikut ini :
“Dan kami hendak
memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang
mewarisi (bumi), Dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan
kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang Se- lalu
mereka khawatirkan dari mereka itu.(QS. 28 : 5-6)
Dan janji Allah
kepada orang yang beriman berikut ini :
“Dan Allah Telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah
orang-orang yang fasik. (QS. 24 : 5)
Bila kita
perhatikan ayat diatas, kita tahu bahwa Allah telah menetapkan ketetapan-Nya
akan melimpahkan karunia-Nya kepada orang yang tertindas (mukmin) untuk menjadi
khalifah-Nya dibumi. Oleh itu, untuk menyongsong turunnya karunia Allah itu,
maka harus disiapkan generasi yang memiliki keilmuan yang luas (kematangan
konsepsional), laksana Adam a.s. yang dibina langsung oleh Allah, serta
mentalitas yang prima laksana ulil amri rasul, sehingga mereka sanggup
mengemban tugas sebagai khalifah Allah pemakmur bumi.
Dan dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, (QS 2:31)
“Maka Bersabarlah
kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah
bersabar (QS. 46 : 35)
Dengan demikian,
garis besar target tarbiyah ini adalah untuk mencapai dua sasaran yaitu
keluasan ilmu (kematangan kosepsional) dan kesiapan skill fisik material,
bashotan fil ilmi wal jism
1. Bashotan fil
ilmi
Target pertama
tarbiyah adalah setiap mukmin memiliki keilmuan yang luas, baik ilmu keagamaan
maupun ilmu penunjang lainnya.
Dalam keilmuan,
calon mujahid dakwah harus memahami benar-benar detail syariat islam yang
tertuang dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai undang-undang baku
yang akan dijadikan landasan berpijak dalam setiap langkah dan geraknya dalam
mengemban amanah Allah dimuka bumi. Dengan berbekal keluasan ilmu (konsep) itu
maka ia layak mendapat karunia Allah dengan ditinggikan derajatnya sebagai
khalifah. Sebagaimana firman Allah berikut ini :
“Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. 58:11)
Begitulah, Nabi
Yusuf layak menjadi pemegang amanah karena ia seorang yang hemat lagi berilmu
pengetahuan, sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut :
“Berkata Yusuf:
"Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang
yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".(QS. 12:55)
Sedangkan Adam a.s.
layak menjadi kholifah setelah ia diberi ilmu oleh Allah SWT.
“Dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, (QS. 2 : 31)
2. Bashotan fil
jism
Target kedua yang
harus dicapai dalam tarbiyah adalah kekuatan fisik sebagai sarana
menyempurnakan kewajiban yang Allah pikulkan. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat
berikut ini
“Salah seorang dari
kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".(QS.
28:26)
Kewajiban
mempersiapkan kekuatan fisik ini secara umum dinyatakan dalam QS. Al Anfal : 60
“Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada
jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan).(QS. 8:60)
Kekuatan jism itu
antara lain meliputi :
a. Kekuatan
Mentalitas
kematangan
mentalitas ini sebagaimana dinyatakan dalam hadist berikut :
Rasulullah bersabda
:” Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya
Allah apabila mencintai suatu kaum pasti Allah akan menguji mereka. Siapa yang
ridho terhadap ujian itu ia mendapat keridloan Allah dan siapa yang benci
(terhadap ujian), ia mendapat kemurkaan Allah”
Sebuah generasi
yang tidak matang, lemah mental dan jiwanya tidaklah mungkin mengemban tugas
dengan sempurna atau bahkan tidak dapat sama sekali. Oleh karena itu kita harus
mempersiapkan sebuah generasi pelanjut ini, sehingga qowiyyu fil jism,
sebagaimana isyarat pada ayat berikut ini :
“Apakah ada salah
seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang
mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya(QS. 2 : 266)
b. Kekuatan Skill
kematangan keahlian
ini sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadist :
Uqbah bin amir
Juhani r.a berkata : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda diatas
mimbar. Bersiaplah untuk menghadapi musuh sedapat mungkin dari kekuatan.
Ingatlah sesungguhnya kekuatan itu kepandaian melempar panah, ingatlah
sesungguhnya kekuatan itu kepandaian melempar panah, ingatlah sesungguhnya
kekuatan itu kepandaian melempar panah ( HR. Muslim)
c. Kekuatan Maal
Kekuatan maaliyah
ini sebagaiman dinyatakan dalam ayat berikut ini :
“Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
(QS. 4 : 9)
C. Tahapan dan
Materi Tarbiyah
“Sesungguhnya kamu
melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),( QS. 84:19)
1. Aqabah satu/ula
a. Target
Target pembinaan
dalam baiat Aqabah Ula antara lain sebagai berikut :
1) Umat memahami
pokok-pokok aqidah islamiyah (Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah) secara benar
dan sanggup mengaplikasikannya dalam amaliyah kehidupan (QS. 1:1-5 ; 114 : 1-3
). Umat memahami bahwa perilaku syirik sebagaimana landasan amaliyah adalah
perusak nilai-nilai amal kita (QS. 30:60)
2) Umat memahami
bahwa tugas Rasul Allah dimuka bumi ini adalah untuk menegakkan dien-Nya dan
tugas itu juga dipikulkan diatas pundak kita. Manhaj Rasul adalah manhaj yang
abadi yang dari dahulu hingga sekarang dan yang akan datang tidak akan berubah.
Membuat (memakai) manhaj selain dari manhaj rasul (sunnah rasul) berarti bid’ah
dan seluruh amalan bid’ah sesat dan tertolak. Oleh karena itu diharapkan umat
memiliki aqidah bahwa sunnah rasul adalah satu-satunya manhaj yang shahih
sebagai metode penegakan agama islam dimuka bumi.
3) Umat memahami
bentuk-bentuk dan keburukan adat-istiadat jahiliyah (berzina, mencuri, membunuh
anak, dan lain-lain) dan sanggup dengan sepenuhnya meniggalkan/mensucikannya
(bajumu cucilah), dan dengan teguh menetapi tradisi islam (baju taqwa)
4) Umat memahami
tentang aqidah wala’ dan bara’ secara benar, bahwa dengan menerima risalah
islam berarti harus melepaskan keterikatan baik sistem, aturan (hukum) dan
kepemimpinan jahiliyah. Kemudian dengan sepenuhnya menetapi sistem ,aturan dan
kepemimpinan islam sesuai dengan tuntunan Ulil Amri Islam.
b. Materi
1) Pendalaman
materi ma’rifah
2) aqidah
3) pergaulan
4) shirah rasul
c. Butir-butir
aqabah ula
Baiat aqabah ula:
1) Saya tidak akan
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun
2) Saya tidak akan
mencuri
3) Saya tidak akan
berzina
4) Saya tidak akan
membunuh anak-anak kami
5) Saya tidak akan
berdusta untuk menutup-nutupi apa yang ada didepan dan dibelakang kami
6) Saya tidak akan
membantah pimpinan dalam hal kebajikan
2. Aqabah dua/Tsani
a. Target
Target pembinaan
dalam baiat aqabah Tsani antara lain sebagai berikut:
1) Umat memahami
tentang kedudukan dan fungsi kepemimpinan Islam, sehingga umat memahami tata
tertib ibadah dan dapat melaksanakan hukum syareat sesuai dengan tuntunan Ulil
Amri (QS. 4 : 59)
2) Umat memahami
hukum sebab-musabab kemenangan dalam perjuangan bahwa untuk meraih kemenangan
harus dengan kesanggupan dan kesungguhan berkorban, baik harta dan jiwanya
serta apapun yang ada padanya, hingga tegaknya agama islam dimuka bumi (QS.
8:39)
3) Umat memahami
karakteristik jalan islam bahwa sepanjang jalannya penuh dengan ujian-ujian.
Inilah watak jalan islam sehingga dengan pemahaman yang demikian umat akan
menjadi mujahid-mujahid yang shobirun (QS. 3 :200)
4) Umat memahami
nilai seorang pemimpin sehingga sanggup membela dan menjaganya dengan seluruh
kemampuannya sebagaimana ia menjaga dan membela diri dan keluarganya sendiri (
QS. 33 : 6)
5) Umat memahami
solidaritas (kebersamaan) sesama mujahid sehingga merasakan sebagai satu jasad,
susahnya saudara kita juga merupakan susahnya kita sendiri, sampai pada
tingkatan sakitnya saudara kita adalah sakit kita juga. Saling tolong-menolong,
ringan-meringankan, serta kuat menguatkan bagai satu tubuh. Darahmu-darahku,
susahmu susahku.
6) Umat memahami
bahwa puncak permusuhan Abu Jahal (jahiliyah) adalah penindasan besar-besaran,
berupa penangkapan, pembunuhan, dan pengejaran (QS. 8 : 30). Oleh karena itu
umat diharapkan memperiapkan diri (mental) untuk sanggup meniggalkan yang
disenanginya di Makkah(QS 9 : 24) untuk melaksanakan hijrah secara total.
7) Umat harus
memahami bahwa untuk menyempurnakan kewajiban harus dibentuk shaf-shaf
(struktur) sebagaimana persiapan negara Madinah sebelum proklamasi diumumkan
b. Materi
1) jamaah, imamah,
baiat
2) syariah
(munakahat)
3) akhlak
4) adab pergaulan
laki-laki dan perempuan
5) rukun islam dan
pelaksanaannya
6) shirah rasul dan
SPUI
c. Butir-butir
aqabah Tsani
Baiat aqabah Tsani
:
1) Saya akan
mendengar dan taat dalam keadaan bersemangat dan dalam kondisi malas
2) Saya akan
menafkahkan harta dalam keadaan sulit maupun mudah
3) Saya akan
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar
4) Saya akan
berdiri tegak karena Allah dan tidak menghiraukan celaan orang yang suka
mencela karena Allah
5) Saya akan
menolong pimpinan jika pimpinan datang kepada kami. Melindungi pimpinan,
sebagaimana melindungi diri, istri dan anak-anakku.
III. Binayah
A. Target
Pada tahapan ini
akan tergambar berhasilnya perjuangan orang-orang beriman dalam memperjuangkan
islam
“Mereka berkata:
"Sesungguhnya jika kita Telah kembali ke Madinah[1478], benar-benar orang yang
Kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." padahal kekuatan
itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.(QS. 63:8)
“Sesungguhnya surat
itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku
sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri".(QS. 27 : 30-31)
B. Materi
1. jamaah, imamah,
baiat
2. aqidah
3. shirah rasul dan
SPUI
4. aqidah syariah
5. PBS
6. intelejen
7. leadership
8. managemen
9. maliyah
10. Qonun asasi
11. PDB
EmoticonEmoticon